Another old note... 2006 deh kalo ga salah tulisan ini..
Keinginan menjilat langit
Namun hati merintih menangis
Diri ingin menjadi arit
Yang akan menebas ilalang di setiap padi kehidupan
Membuka jalan menerangi likuan yang kelam
Diri mematung memandangi perca asa yang bertabur bagai bintang, kali ini sinarnya redup. Mungkin tempo waktu akan kembali gemilang seperti ufuk yang berpamit pergi.
Ada hati yang selalu merangkak takut, tapi ia selalu diperangi semangat yang melonjak ingin dimenangi.
Mata, telinga, hati, pikiran bagai tak mampu membuat 1 sinergi utuh yang berkesinambungan.
Nyala hati dan pikir seringkali tersenggal-senggal.
Jiwa yang kerdil mulai berpikir bahwa TAK AKAN ADA PELANGI LAGI ESOK HARI…
Suara yang jernih mengingatkan diri bahwa hawa adalah tulang rusuk lelaki
Rapuh……patah bila dikasari, namun akan melengkung bila tak dipernahkan.
Siapa nanti yang akan bertukar dunia dengan hawa ini
Berbagi cerita beribu kupu putih yang bertebaran di langit seputih kapas..
Hawa rindu bau pinus yang segar, berteduh di bahu jalan yang hanya setapak.
Aspal hitam terlihat berkilauan terbakar sinar matahari..
Hawa ingat gengaman tangan yang hangat, seolah tatapnya berkata
Bahwa dia kan selalu ada saat hawa rapuh menyerpih…..
No comments:
Post a Comment